Jakarta, Celebesindo.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menggencarkan pertanian presisi berbiaya rendah (low cost prevision farming) untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian dari hulu ke hilir yang berkelanjutan.
Untuk itu, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), melalui Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung menggelar Training of Trainer (ToT) Low Cost Precision Farming, Sabtu (11/2).
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo yang membuka pelatihan ini mengatakan, pertanian harus menjadi kekuatan bangsa ini dalam menghadapi tantangan krisis pangan dunia, perubahan iklim, dan konflik antarnegara.
"Apa yang kita lakukan ini untuk mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara besar tidak perlu ragu karena ada pertanian dan jajaran keluarga besar petani yang siap untuk menjadi penyangga bangsa ini," tegas Mentan Syahrul.
Mentan Syahrul mengatakan, sejak merdeka pertanian menjadi bagian yang sangat penting.
Hal ini pun kembali terbukti ketika dunia menghadapi krisis akibat pandemi COVID-19, perubahan iklim, dan konflik antara Rusia dan Ukraina.
"Krisis ekonomi berkali-kali, pertanian Indonesia menjadi penyangga utamanya.
"Saya saksi sejarah dan di saat krisis ekonomi sangat dalam harga kakao naik, harga kopi naik dan itu membuktikan bahwa Indonesia memili daya tahan yang cukup dari pertanian," tandas Mentan.
Mentan Syahrul mengatakan, perkembangan dan pertumbuhan berbagai aktivitas pertanian secara modern sudah terjadi. Oleh karena itu, pertanian ke depan tidak mungkin lagi dilakukan dengan cara konvensional.
"ToT ini menjadi penting dalam rangka mencoba membangun mindsetting terhadap pertanian yang unggul, pertanian sebagai pencipta lapangan kerja, dan pertanian sebagai sumber ekonomi dasar bagi masyarakat," kata Mentan Syahrul.
Kepala BPPSDM, Dedi Nursyamsi menjelaskan, tujuan pelatihan Low Cost Precision Farming dalam rangka menguatkan implementasi program utama Kementan yaitu digitalisasi pertanian.
"Lebih khusus lagi kita membangun terus precision farming dan lebih khusus lagi precision farming low cost yang sudah terbukti mendongkrak produktivitas pertanian, memperbaiki kualitas produk pertanian, dan menjamin kontinuitas pertanian," tutur Dedi.
Pelatihan Low Cost Precision Farming, kata Dedi, diikuti 21.533 orang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pelatihan Low Cost Precision Farming dilaksanakan dari 11-13 Februari 2023 secara tatap muka berlokasi di Balai Pelatihan Pertanian Lampung dan secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian, Kantor Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/kota, dan BPP di seluruh Indonesia.
Narasumber ToT berasal Balai Pelatihan Pertanian Lampung, dan narasumber lainnya berasal dari IPB, Perbankan, Pengelola P4S dan Widyaiswara, sedangkan Narasumber Pelatihan Penguatan Kelembagaan Petani berasal dari BPPSDMP, Perbankan, Praktisi dan Widyaiswara.
(Red/**)