Cahaya Hikmah Ramadhan: Tausiyah Santri Ponpes Yasrib di SDN 7 Salotungo -->

Translate


Cahaya Hikmah Ramadhan: Tausiyah Santri Ponpes Yasrib di SDN 7 Salotungo

CELEBESINDO
Sabtu, 08 Maret 2025

Soppeng, Celebesindo.com, Dalam hangatnya nafas Ramadhan, saat pintu-pintu rahmat terbuka lebar, SD Negeri 7 Salotungo menjadi saksi turunnya tetesan cahaya ilmu melalui lisan para santri MTs Pondok Pesantren Yasrib Lapajung Barat Watansoppeng. Sabtu (8/3/2025). 

Hari ketiga Amaliyah Ramadhan ini, empat jiwa muda yang penuh cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menyampaikan tausiyah yang mengalir bak aliran sungai menuju samudra ketakwaan.

Avita Juwita Kirana membuka majelis dengan membahas dzikir, amalan lembut yang mengetuk pintu langit. Dengan suara yang bergetar oleh rasa cinta kepada Sang Kekasih, ia mengingatkan bahwa dzikir adalah jalan penyucian hati, detik-detik yang menyatukan hamba dengan Rabb-nya. “Ingatlah Allah, niscaya hatimu menjadi tenang. Sebab, dalam mengingat-Nya, ruh kita menemukan rumahnya,” ujar Avita, seolah memandu para siswa menapaki jalan menuju ketenangan hakiki.

Setelah dzikir menggugah kesadaran, Muhammad Rasya hadir menyampaikan makna shalat sebagai tiang agama dan mercusuar dalam kegelapan dunia. “Shalat adalah mi’raj seorang mukmin,” katanya, mengingatkan bahwa dalam setiap sujud, seorang hamba sedang mengetuk pintu langit, mengadu, dan menyerahkan segala lara. “Barang siapa menjaga shalatnya, Allah akan menjaga hatinya,” bisik Rasya, seakan mengajak para siswa untuk merasakan manisnya berdialog dengan Ilahi.

Kemudian, Muh Risqi Saputra melanjutkan dengan kembali mengingatkan tentang dzikir yang menenangkan jiwa. “Ketika dunia bergejolak, dan hati terombang-ambing dalam gelisah, ingatlah Allah. Ia adalah penawar segala luka, pelipur segala duka,” ucap Risqi, membawa para siswa menyelami makna ketenteraman yang hanya bisa ditemukan dalam kehadiran-Nya.

Sebagai penutup, Muhammad Naufal menyampaikan tausiyah tentang berbakti kepada kedua orang tua, meneteskan butir-butir hikmah yang menyentuh sanubari. “Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua,” tuturnya lembut. Ia mengajak para siswa untuk merawat kasih kepada mereka yang menjadi jalan lahirnya ke dunia. “Berbaktilah selagi mereka ada, karena doa dan restu mereka adalah sayap yang akan membawamu terbang menuju keberkahan,” kata Naufal, membuat suasana hening dalam renungan mendalam.

Ketua Panitia, M. Alwi Basri, S. Pd, menyampaikan rasa syukur atas kehadiran para santri yang telah membawa sinar cahaya ke sekolah. “Kehadiran mereka menjadi pengingat bahwa ilmu adalah lentera, dan tausiyah yang disampaikan adalah bekal yang akan menemani anak-anak kita dalam perjalanan spiritual mereka,” ungkapnya penuh haru.

Majelis ditutup dengan doa bersama, dilanjutkan lantunan shalawat yang melingkupi langit SDN 7 Salotungo dengan kedamaian. Dalam detik-detik itu, seakan-akan para siswa dan guru merasakan kelembutan kasih sayang Allah yang turun melalui kalam-kalam hikmah para santri. Ramadhan pun terus berjalan, tetapi tausiyah ini akan bersemayam di hati, menjadi cahaya kecil yang membimbing langkah-langkah mereka menuju cinta Ilahi yang abadi.